Senin, 02 Februari 2009
di
00.34
|
New Helm Putih
Hari-hari sekolah yang membosankan telah datang. Udara panas kering berdebu ditambah dengan pelajaran yang terus mengalir tanpa jeda mengirmkan kebosanan kedalam diri setiap anak di SMA Garuda.
Tak terkecuali pula pada geng lolipop, di kelas 3.1 Marissa,Gina,Lulu dan Dina.
Rupanya mereka berempat sudah tidak tahan lagi menyangga kepala mereka lagi. Kelopak mata seakan berat untuk dibuka. Sedang suara-suara mendayu terus mengalun dari bibir pak Sugi yang sedang menjelaskan tentang pemerintahan pada pelajaran kewarganegaraan. Suara mendayu pak Sugi malah seakan meninabobokan geng lolipop yang memang sudah terserang virus ngantuk berat sejak tadi.
Teet..teet..
Bel pulang telah berbunyi, suara bel yang memekakkan telinga tersebut telah menyadarkan geng lolipop dari tidurnya selama pelajaran pak Sugi.
Entahlah kenapa mereka menamakan gengnya dengan nama geng lolipop, mungkin karena merka berempat suka melumat lolipop atau mungkin juga si sesepuh lolipop marissa udah mendirikan perkumpulan anak-anak yang suka melumat lolipop yang dinamai lolipoperz…semuanya masih jadi misteri (hehe kayak di pilm-pilm aja). Tapi yang jelas si imut Marissa, si centil Gina, si tomboy Lulu, dan si modis Dina sudah bersahabat sejak mereka SMP. Dan mereka kembali satu sekolah bahkan satu kelas di SMA Garuda.
Mereka berempat selalu kompak dalam melakukan apapun. Mulai dari pelajaran sekolah, shopping sampe pacaran pun mereka keseringan jalan bareng-bareng.
Marissa yang notabenya duluan punya pacar dari semua teman gengnya, selepas pulang sekolah nanti bakalan pergi sama Rio buat ngerayain setahun hari jadian mereka. Rio yang dikenal Marissa dari sahabatnya Gina ternyata juga anak SMA Garuada.Kelas 3.3. Rio cowok yang cukup populer juga di sekolah. Prestasi non akademiknya di bidang olahraga renang pun sudah tidak dapat diragukan lagi.
Untuk hari spesial ini Icha (panggilan akrab Marissa) dan Rio bakal menghabiskan waktu siang mereka di tempat nongkrong yang asyik banget di ujung jalan SMA Garuada.Namanya “perkusi” (kaya’ nama alat musik aja ) tempatnya asyik and romantis banget.
“Cha…tu ditungguin rio di parkiran”, kata Fitri teman sekelas Marissa.
“Iya…thanks ya Fit”.
Sesampainya di parkiran segeralah 2 anak manusia ini meluncur menuju tempat yang telah mereka rencanakan sebelumnya. Lima menit kemudian sampailah mereka di “perkusi” tempat favorit mereka berdua. Seperti biasa mereka duduk di meja no 13. Kenapa 13? karena pada tanggal 13 itulah hari pertama mereka jadian dan tepat di meja no 13 itu juga, Rio nembak Marissa.
“Cha..gak terasa ya kita udah setahun”, Rio mengawali pembicaraan.
“Iya…”
“Oh..ya nih ada sesuatu buat kamu”, kata Rio sambil mengeluarkan sebuah kotak berukuran besar dan menyodorkanya pada Marissa.
“Wah apaan nih?!”
“Buka aja”
Dengan perlahan Marissa membuka kotak besar berselimut kertas kado dan pita manis yang ada diatasnya.
“Mm…helm? helm putih?!”, Marissa memandangi Rio
“Iya Cha, aku pengen helm itu kamu pake terus, jaga helm itu kaya kamu jaga hati aku Cha…”
“Ia Yo…aku janji aku bakal jaga helm putih itu kaya aku jaga hati kamu”
“Thanks ya Cha”
“Iya”. Kemudian Marissa kembali memasukan helm putih standart bermerk “inkong” itu kedalam kotaknya.
Dan sekarang giliran marissa yang memberikan sebuah kado spesial buat rio yang udah disiapain marissa sejak seminggu yang lalu. Hari itu jadi hari yang spesial buat Rio dan Marissa. Dan selebihnya, mereka menghabiskan sepanjang siang yang cerah itu masih di tempat yang sama.
“Aih…helm baru ya Cha..ck..ck..ck”, goda Lulu.
Marissa hanya tersenyum.
“Hmm…dikasih aa’ ya?!, sambung Dina.
“Ih…kalian apaan sih”. Sambil sedikit tersipu Marissa tetap melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya dengan membawa helm kesayanganya itu. Marissa duduk tenang dan kemudian Gina melangkah memasuki kelas.
“Gin..”
“Hey,Cha…ni helm baru kamu ya?!”
“Hehehe iya ni hadiah dari Rio”
“Mm…co cuit..helmnya keren lagi”
“Aku aja ni cha…”, lanjut Gina “ma cowok ku yang sekarang ini boro-boro dia ngasih aku helm oke kayak kamu ni, orang kita jalan aja masa’ yang bayar aku-aku juga. Gak payah gimana coba tu cowok. Modal dikit kek apa kek..huuuh..”
“Saabaar buuk”
“Tapi sekarang dia udah aku putusin, ih malez gila musti terus jalan ma dia”
Marissa hanya tersenyum simpul mendengar tingkah sahabatnya yang satu itu. Memang dari 4 anak geng lolipop. Marissalah yang paling lama bertahan dengan Rio. Kalau yang lain paling lama juga 3-4 bulan setelah itu putus. Apalagi Gina, cewek centil yang satu ini juga sering gonta-ganti cowok. Paling lama 3 bulan kalo udah bosen ya udah di putusin deh.
Tapi sebenarnya di balik Gina yang terbilang “playgirl” ini, dia menyimpan kisah sedih juga. Deni kakak kelas gina yang menjadi cinta pertamanya di SMP, meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan. Di situ hati Gina hancur. Dan sejak saat itu Gina berubah. Dia jadi sering gonta-ganti cowok, entahlah itu untuk melupakan Deny atau apa tapi yang jelas gina tak akan pernah melupakan cinta pertamanya itu.
2 Minggu kemudian (pagi hari di sekolah)
“Duh...helmnya mana yach?!”
Marissa terliahat sangat kebingungan mencari helm kesayanganya itu.
“Perasaan tadi aku taruh disini deh, aduh kalo ilang gimana nih”
Marissa teringat dengan kata-kata Rio, kalau Rio ingin Marissa menjaga helm itu seprti dia menjaga hati Rio.
“Waduh, ntar kalo Rio marah trus mutusin aku gimana?!, duh tamat deh aku”
Dengan mata berkaca-kaca Marissa masih terus mencari helmnya di berbagai sudut di kelasnya.Tapi belum ketemu juga. Marissa yang sudah mulai putus asa, kemudian duduk di kursi sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya. Di balik itu matanya masih mengeluarkan air mata yang sedari tadi terus meleleh.
“Gin helm aku ilang,aku takut Rio marah trus mutusin aku”.
“Aduh kok bisa sih Cha, kamu sih gak ati-ati”
Marissa masih terus menangis.
Keesokan harinya Marissa tidak lagi memakai helm pemberian Rio karena helmnya raib entah kemana. Rio yang ada di pintu gerbang sekolah sepertinya melihat Marissa yang tak memakai helm pemberianya.
“Cha…helm yang aku kasih mana.kok gak kamu pake?”
“A…e…Rio aku minta maaf helm yang kamu kasih ilang”
“Apa? ilang?!”
“Iya yo maaf, aku juga gak tahu kenapa bisa ilang”
“Kamu gimana sih, tu artinya kamu gak bisa njaga apapun yang aku kasih ke kamu. Ah…udahlah” Sepertinya Rio kecewa dengan apa yang telah dilalukan
Marissa. Segera Rio berlalu meninggalkan Marissa sendiri.“Rio…rio…tunggu maafin aku”
Dengan langkah gontaipun Marissa bejalan menuju kelasnya. Apa yang ditakutkan Marissa terjadi juga Rio marah padanya, emang sih gak sampe mutusin. Tapi sewaktu-waktu itu biasa aja terjadi. Sesampainya di kelas air mata Marissa pun kembali meleleh untuk beberapa saat. Marissa benar-benar bad-mood hari ini. Kejadian 2 hari ini benar-benar sukses membuat marissa sedih and bad-mood.Marissa melingkari tanggalan yang ada di kamarnya. Besok tanggal 02 april adalah hari ulang tahunnya yang ke-17. Tapi gara-gara kejadian 2 hari ini. Marissa jadi males mikirin ulang tahunya yang sweetseventeen itu. Dia lebih mikirin gimana caranya supaya Rio gak marah lagi ke dia.
Jam sudah menunjukan pukul 22.00, Marissa masih juga belum tidur. Dia masih memikirkan semua apa yang terjadi padanya. Marissa gak mau saat ulang tahunya yang ke-17 nanti, Rio masih ngambek padanya. Marissa takut sweetseventeennya jadi hari yang bikin dia sedih.
Detik demi detikpun terus bergulir. Marissapun terlelap dalam lampu temaram kamarnya. Malam pun semakin larut, tetapi sejenak masih terdengar langkah kaki yang berpijak menuju tangga ke kamar Marissa.
Perlahan seseorang membuka kamar Marissa dan teng…jam 12.01 pun tiba
“Toet…” bunyi terompet yang nyaring mengagetkan marissa yang sedang tidur.
“Icha happy birthday…”, serentak
ternyata ada anak-anak geng lolipop serta Rio pacar Marissa.
“Icha happy birthaday…happy birthday to you”. Rio menyanyikan sepenggal lagu selamat ulang tahun.
Marissa tampak terkejut dan shock melihat Rio ada di sini juga. Tanpa basa-basi Gina menyalakan lilin yang ada di atas kue tart yang di bawanya sejak tadi.
“Udah non make a wish dulu trus tiup lilinya”
“Hha…tapi?”, Marissa masih tampak kebingungan
“Udah gak pake tapi-tapian”
setelah make a wish Marissa langsung meniup lilin dengan angka 17 itu.
“Rio, udah gak marah sama Icha kan?!”, tanya Marissa lugu.
“Nih helm kamu…”, jawab Rio sambil menyerahkan helmnya.
“Lho kok ?!jadi kalian…”
“Iya kita sengaja sandiwara buat ngerjain kamu heheehe”, timpal Lulu
“Sekongkol sama Rio juga ya…ih dasar! Rio awas ya..”, kata Marissa kesal sambil memukulkan tanganya pada Rio
“Iya…iya Icha aku minta maaf ya, habis temen-temen kamu nih yang punya ide, maafin aku ya”
Marissa terdiam masih kesal
“Aku sayang kamu”, ucap Rio
“Cie…cie..”, sorak Gina, Dina, dan Lulu serempak. Dan tawa-tawa bahagia itu pun pecah ditengah malam yang kian larut.
Diposting oleh
aku murid
0 komentar:
Posting Komentar